Senin, 07 Maret 2016

Sekeras Kehidupan



Dikala sang surya menampak diri.
Burung burung berterbangan hinggap di pohon.
Daun dan ranting memainkan musik tertiup angin.
Di tengah pohon terlihat ranting menari nari.
Sinar sang surya dengan gagahnya menembus apapun.
Tidak ada siapapun berani menghalanginya.
Suara mulai terdengar disana sini.
Begitu kuat dan bergemuruh menggulung di depannya.

Tampak manusia manusia yang penuh semangat, penuh harapan.
Langkah kaki silih berganti menginjakan kakinya menuju kendaraan.
Kendaraan besi melesat pergi kadangkala cepat atau lambat.
Waktu bergerak terus maju yang tidak mengenal kompromi.
Siapa yang tidak mampu mengikuti waktu seakan tertinggal.
Bergerak maju terus tidak mengenal mundur.
Berlari dan berlari terus tidak mengenal berhenti.
Berhenti hanya untuk menarik napas saja.

Demikian ketat, keras dan kejamnya menjalani kehidupan.
Kadangkala ramah, tertawa, sedih, menangis, angkuh, marah.
Berdamai, ribut, bertengkar, konflik, saling baku hantam.
Lupa akan ayah, ibu, anak, saudara dan teman.
Mungkin yang bisa mengatasi hanyalah waktu.
Waktu yang tidak diketahui ujung dan pangkalnya.
Akankah waktu berhenti berdetak.
Berhenti waktu apakah meniadakan gerak dan langkah.